CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG JELITA PART2

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG JELITA PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG JELITA PART2, Hasrat-Bispak41 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main , masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya terasa tidak mau menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terdesak kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya tengah jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya malahan jadi bernafsu mengayalkan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, serta tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Serta saya justru tambah terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya waktu Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya lantaran kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, karena itu perkataan saya telah tak tertanggulangi,


"Iya Juragan… saya senang di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Ujarnya, "Saya membuat kamu makin nikmat di sini ya?"


Juragan membuka kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba jika begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi begitu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG JELITA PART2

Saya belumlah sempat disentuh orang pada bagian situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah kiranya. Rasanya ada suatu hal yang pengin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tiada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya  ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengen keluar Juragan… aduh…"


Memanglah, saya berasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan selalu main di kemaluan saya, dan tidak tahu mengapa, saya justru ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir  itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap dan sangatlah nikmat, hingga sampai ada yang keluar tubuh saya selepas itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah-engah, setelah ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Hingga gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian omong, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Serta mendadak saja, Juragan udah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Betul-betul saya belum ketahui banyak perihal tubuh laki laki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memperjelas, "Kontol ini pengin masuk ke memekmu…"


Saya melotot menyaksikan anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… tetapi gak bakalan muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali kalaupun kamu ingin kumasuki."


Ini kali Juragan tidak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya sampai njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tanpa ada menanti jawaban, menerobos jadi dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau capai belakang kepala saya, suruh saya lihat. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Seterusnya Juragan terus nggenjot saya, masuk keluar, masuk-keluar, lebih lama jadi cepat. Tubuh saya digempar-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, diguncang pergerakan Juragan. Saya sampai tidak dapat bicara, hanya dapat ndesah serta njerit gak karuan. Saya usaha mohon Juragan tak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tidak dengerin. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengerti ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dilunasi? Mengapa nggak sejak dulu saja, ya?Terbayang ingatan sesuai itu dalam kepala saya. Namun saya lewatkan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah dan mohon saya tegak, saya nurut. Dan tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau semacam apa Kedengarannya saya. Muka saya pastinya terlihat porno sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat puas.


"Hah… uh… Marilah lagi Denok… saya puas ndengar suaramu jika dientot… mbikin jadi gairah. Kamu senang juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan dan omongan tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak jika telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak  kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu jika kamu udah… hingga, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak mengerti apa artinya Juragan, dan tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya sarat dengan hati nikmat sebab dientot Juragan. Tetapi gak lama lantas saya berasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, saat seperti itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya tambah senang nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, kemungkinan lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa cakepg saya saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya merasai ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah serta hangat. Dari anunya Juragan. Buat pertamanya kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Serta selanjutnya robohlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang tertekan jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia lalu geser saya serta bangun, lalu memanfaatkan kembali pakaiannya. Sembari memakai pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup juga dapat ndapat perawan siang-siang begini… Kalaupun kamu pengin, Denok, mencari uang itu gak sulit…"


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG JELITA PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 



"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk bayar sewaan kamu 3 bulan?"


Saya tiduran lumayan lama hingga selanjutnya kemampuan saya kembali. Cepat-cepat saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, cakepg saya sudah pasti tidak karuan. Bedak saya sampai luntur serta menempel di seprai tempat tidur Juragan. Juragan selalu duduk memerhatikan saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan dan tergesa-gesa turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya tidak berani hadapi mereka, apa lagi serasi awut-awutan ini. Saya hingga sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewaan. Ee, nyatanya ibu pemilik sewa kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok acak-acakan getho? Habis ngapain kamu?"


Seluruhnya pertanyaannya saya hiraukan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya lekas membuka busana dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, basuh muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya melakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya bersusah-hati atau malu? Apa saya semestinya berduka atau malu? Tidak tahulah… Namun yang terjadi jadi tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang telah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini kejadian kehidupan saya. Sehabis hari itu, ada yang berganti di kehidupan saya. Saya selalu cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, kapan pun saya penting uang, saya gak kembali malas-segan tawarkan tubuh saya pada lelaki.  ini gak betul, dan semestinya saya stop, tetapi bujukan uang sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruh orang di Pasar mengenal saya. Siapakah yang tidak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Dan saat ini saya juga di kenal jadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Telah malam, serta saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seseorang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya jika ia pengin.


"Benar nih, begitu?" kata sang supir yang mempunyai tubuh kerempeng, memiliki rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ucapnya sekalian menyentuh kemben saya.


"Pengin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang berada di sana, cuman ia dan seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang tidak laku-laku dikontrak sebab terletak begitu ke dalam.  Saya membuka diantaranya dan saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka memohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Anyar kali pertama?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sudah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya gak peduli… yang saya pikirkan cuman kerja sesuai ini lebih mudah memperoleh duit. Saya  tidak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya tahu itu sebetulnya bahaya, namun rasanya lebih enak… anget serta lebih senang saja rasanya. Dan setelah itu, saya mendapat duit. Sebulan-dua bulan selepas Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin profesional sebagai lonte. Telah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan seterusnya. Dan saya menjadi semakin dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan seluruh rahasia mereka. Hihihi…  siapakah yang kontolnya amat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadang saya hingga tahu pekerjaan rumah tangga mereka. Saya mengerti beberapa orang yang setiap harinya tampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi bila sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya  beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba perihal-perihal baru. Misalkan ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertamanya coba itu, saya jejeritan. Sakit! Meminta ampun sakitnya. Tetapi semakin lama kebiasa juga.  Saya pun jadi kian mengenal dengan Juragan. Wanita yang berada di photo bersama Juragan itu betul istrinya, namun udah wafat. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, dan hidupnya cuman mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian pun seperti saya. Saya pun jadi tahu jika dahulu, waktu muda serta masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah suka orang penari juga.  Sekedar masa itu Juragan belum mempunyai apapun, manalagi penari itu pula simpanan seorang camat. Juragan sekedar dapat tonton serta kagum pada dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Barangkali karenanya  Juragan selalu mohon saya gunakan baju serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula puas bila dapat membikin Juragan puas. Kian hari saya semakin terlarut di kehidupan jadi penari yang berjualan tubuh. Sebab uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pemuasan gairah lelaki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tidak betul, tetapi tubuh saya terus meminta lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya terus melakukan karena hanya duwit. Semakin lama saya semakin genting. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG JELITA PART2

Sudah tak terhitung orang yang buang benih di kandungan saya. Saya lantas tambah berani. Selanjutnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, serta saya juga hamil… Lumrah, kalaupun ingat telah demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Namun saya terus melacur walau perut saya menjadi membesar. Serta saya  terus ada ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya sudah memulai mencolok, serta beliau terlihat cukup risau dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan memecut saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu kali pertama beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, pada semuanya konsumen saya, saya hanya dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pula tidak tahu. Kemungkinan sebab sehabis Simbok wafat, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati masa-masa bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sekalian gantenggnya risau. Rasanya saya pengin membuat beliau gak panik. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan berpadu dengan tubuh saya.


Nyaris satu tahun setelah saya dan Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi peristiwa yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, tetapi tetap keliling menari… Saya seharusnya stop. Namun saya mbandel. Saya semaput di jalan. Pastilah ada yang menyaksikan dan menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sembari pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan saat memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun karena masih lemas. Sesudah itu Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan ngomong itu seluruh sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Jika tidak dikarenakan yang pertama itu, kamu tidak mesti sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama