CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART3, Hasrat-Bispak41 "Telah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang benar belepotan sperma bersatu cairan cinta Cie Fifi itu dengan memanfaatkan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuman diam serta pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam dan celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang berapa saat, Cie Fifi pun bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi benar-benar menyediakan kantung plastik itu untuk simpan celana dalamnya yang ia mengerti akan dikotori sang cebol seperti saat sebelum awal mulanya.

"Dasar. Telah orangya cebol, gak sadar kali jika burungnya itucebol pula", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.

Kalimat Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, perkara yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pun saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terhenti waktu tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari ujarnya pengen nyepong. Kapan keluarnya jika dari barusan hanya kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam lagi menghimpit nekan kepalaku sampai mukaku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta mainkan lidahku pada penis Dedi, biar dia tak menyambung siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah dan mengeluh kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut pada saat saya terus usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Adakalanya saya memandang nakal di Dedi, supaya dia kian terangsang sampai pekerjaanku bakal tuntas bisa semakin cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat berbicara, cuman dapat mengguman tidak terang waktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu tidak ada siapa siapa kembali waktu saya menyambung service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu udah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya gak memandangnya?

"Mamamm…", saya ingin larang Pandu, tetapi sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya tidak dapat bercakap dengan terang.

Telat, Pandu udah menguak rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah menanti hukuman yang hendak diberi Dedi jika dia melihatku menggunakan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… aku dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak bertambah kuat. Dua pelajar biadab ini akan selekasnya melumatku dalam gudang ini, namun yang amat kutakutkan yakni Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semuanya rencanaku. Sebaiknya barusan itu saya berhasil lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tiada waktu buatku buat pikir atau berleha leha. Tiba-tiba badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Lantas dengan rangking ke-2 kakiku yang masih sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengacung penisnya yang nyatanya sudah ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan kecewa saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan seluruh tehnik oralku biar Pandu cepat menggapai pucuk dan selanjutnya dia tidak turut nikmati lubang vaginaku selesai Dedi tuntas nikmati badanku. Sedangkan kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar pada bagian bibir vaginaku. Dedi sudah mengetahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka dari itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, lantaran kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya omong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 mendamprat.

Saya tidak berani menjawab, gak berani menengok. Mau rasanya saya menangis, tetapi saya gak pengin kelak kawan temanku terpenting Jenny jadi ajukan pertanyaan bertanya jika kelak mataku dilihat sembab.

Saya cuman dapat pasrah serta terus mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang bisa dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mendesah terhenti di saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, mengundang kesan yang aneh saat saya memahami celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan terus mendesah terhenti, namun saya gak lupa kalaupun saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengesah serta meronta kesakitan saat saya merasai pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", ledek Dedi di saat saya melihat ke belakang buat menyaksikan apa yang telah dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu membuat sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat menyudahi semuanya ini.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Tetapi Dedi betul-betul pengin menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi beres.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuman ketawa tawa.

"Udah, tidak boleh ngoceh terus! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, serta Pandu selekasnya menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mendesah terhambat, namun sekarang saya tidak memiliki alternatif lain, saya harus menyambung service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata sudah tidak sabar untuk nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, serta sebuah benda topangl, hangat serta lumayan besar, yang nyata kepala penis Dedi itu, saat ini melekat serta mendorong bibir vaginaku.

Badanku menyebutng sebentar waktu penis Dedi memotong lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata meredam sakit, serta seterusnya saya terus usaha menambahkan service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi memberlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menikam demikian dalam lubang vaginaku. Berulangkali saya melenguh terbendung, dan saya mulai gak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Menyebabkan saya harus tambah menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti bertarung menghentikan mual gara-gara berbau apek yang mengenai hidungku,  saya mesti menghentikan terasa sakit berbaur nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuma mengharapkan pengidapanku ini lekas usai. Saya pun mengharapkan pakaian seragam sekolahku ini tidak lecek serta basah oleh keringatku seusai saya usai disetubuhi oleh dua begundal ini. Sehabis saya kumpulkan seluruh tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan menghirup penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia mau membebaskan penisnya dari gempuranku, barangkali dia telah tak sanggup membatasi kesenangan service oralku.

Tetapi saya gak pengin melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan untuk membatasi badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sejenak lalu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan waktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruhnya cairan di mulutku ini, tetapi saya gak pengin Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia udah menghancurkan rencanaku tadi semestinya telah sukses. Saya benar-benar kecewa kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses menaklukkan tiga pejantan di rumahku, dan kupikir saya barangkali dapat memanfaatkan langkah yang serupa untuk melepaskan kedongkolanku di Pandu. Saya lagi mengisap penis di mulutku ini meski penis itu udah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, tapi saya belum usai dengannya.

Saya terus menarik serta menarik penis Pandu, hingga akhirnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Pada akhirnya saya menyudahi kulumanku di penis Pandu, dan di saat saya melepas tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama sepertiseperti nasib banyak pejantan di rumahku yang tergolek selesai saya serta banyak pacarku balik menggagahi mereka.

"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menohokkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya bakal meletus sewaktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sehabis Dedi tuntas menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, kembali tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi terkesima menatapku seperti gak meyakini dengan yang baru-baru ini terjadi.

"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengolok saya", desisku dengan nada gemetaran sangking berangnya.

Keadaan di gudang jadi sepi. Deru detak jantungku dapat kudengar dengan terang. Saya menggigit bibir menghentikan tangis. Saya benar-benar sakit hati sewaktu Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa mempedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Namun saya sadar kalau saya mesti mengatur diriku di toilet, sekalian sekurang-kurangnya saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya lekas membawa rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang siap untuk mengelap lelehan sperma di kitaran pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil serta kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa memudahkan rasa tidak nyaman pada selangkanganku.

Dan sekali ini saya tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima ejekan seperti berikut? Dengan berurai air mata, saya beres-beres rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis pada parasku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran berpindah telah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari mengarah kelasku. Diperjalanan saya menyaksikan pak Totok yang anyar keluar kelasku, serta aku terus menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit di perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tak dapat datang dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz atau ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastilah sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tak mau tertiban tragedi buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak perlu pak, Eliza udah tambah enak. Terima kasih pak, saya kembali pada kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya selekasnya balik tuju ke kelas untuk ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Menggembirakan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny di saat saya udah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya habis sakit di perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan was-was.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga sampai nangis. Tetapi saya telah lebih enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur biar Jenny stop mengkhawatirkanku

"Saat ini perutmu telah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan kasihan.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum di Jenny.

Sesungguhnya saya berasa sedikit gak sedap karena saya harus bohong di Jenny yang demikian melihat serta mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengusikku, meskipun saya tahu ini ialah yang terunggul, dibanding ada yang dengerin perbincangan kami saat saya menyatakan apa yang sesungguhnya terjadi padaku saat saya berada pada toilet, atau mungkin lebih pasnya di gudang barusan.

Namun selang beberapa saat Jenny telah kembali repot menarik dan menghinaku masalah Andy. Apa lagi di saat jam paling akhir ini hari guru yang selayaknya mendidik di kelas kami tak masuk, maka kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin bergairah memikatku, dan saya udah kehilangan akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Serta saat lagi saya gak tahu harus melakukan perbuatan apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang lebih kurang sedang dilaksanakan Andy? Apa yang lebih kurang berada di pemikiran Andy kini? Apa dia memikirku? Tau-tau saya telah berasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang satu berikut kembali jatuh hati deh… sampai sampai saya tidak dikira kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.

"Begitu ya? Bila gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari memandang ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu ingin ngomong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengin ngomong apa ya… saya pengin ngomong, jika Eliza tidak sukai dengan dia", Jenny menjawab dengan model cuek bebek sembari mulai membunteli buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah betul-betul barusan mengeluarkan bunyi.

"Jeen… tak boleh begitu dong… aku…", saya mulai kuatir bila kalau Jenny benar-benar lewat kata ujarnya, serta saya serta selalu merengek-rengek.

"Bila begitu kamu tak boleh mengelit terus sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya gak dapat berujar apa apalagi serta parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jail. Saya cuma dapat tersenyum malu sembari merapikan semua buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Selesai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas di saat Sherly tau-tau tampak di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya menyengaja mengeluhkan saat saya lihat Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengin hingga kapan sich baru bahagia nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga sampai kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Kalaupun yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan was-was.

"Maka itu gak boleh ngelamun saja sayang… simak donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sekalian memelukku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART3

Saya memandang ke seputarku, nyatanya memang kelasku ini udah kosong selainnya kami bertiga. Namun tetap juga saya cemas kalaupun ada yang dengar kata-kata mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya tidak mau Andy dengar issu yang tidak tidak, saya gak ingin hubunganku dengan Andy yang baru memulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Tetapi, saya ingin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberinya argumen untuk pisah pada mereka, biar saya gak terus menerus menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, bertepatan saya  haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pun haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya tidak mempunyai argumen kembali, karena itu saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka padaku kembali bersambung, dan saya cuman dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi risi di saat saya menyaksikan sang cebol. Saya terlintas tingkah laku busuknya di gudang barusan pada Cie Fifi.

Tetapi saya usaha punya sikap biasa. Manalagi Cie Fifi telah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Sehabis kami bertiga usai minum, kami selekasnya bayar pesanan kami dan minta pamit di Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama