CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART2

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART2, Hasrat-Bispak41 Kami kembali arah, dan mereka berdua temaniku kembali pada kelas. Dan ke-2  pujaan hatiku ini tidak suntuk jemunya merayu dan mengejekku mengenai Andy. Saya kembali lagi gak dapat membalasnya, cuman tersenyum malu serta pasrah terima semuanya. Saya cuma dapat mengharap kami lekas hingga sampai ke kelasku. Tetapi sewaktu kami hingga sampai di muka pintu kelas, tiba-tiba saya terasa ingin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya ingin ke toilet, kelak bila ditanyan pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan di Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak perlu ah… tidak lama saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya telah dech, tak boleh semakin lama ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama mengangkat tangan dengan Sherly, lantas masuk ke kelas.

Sherly sendiri selalu merengkuh tanganku. Sesungguhnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra seperti berikut, namun saya menurut saja sembari mengharap dalam hati mudah-mudahan tidak ada yang berprasangka buruk lihat kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Selanjutnya kami hingga sampai di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya tunggu Sherly membebaskan gandengan pada tanganku.

"Sudah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak mesti dech, saya kan hanya sekejap", jawabku dengan berbisik juga, dan kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan style sedih, namun dia lambaikan tangannya.

"Iya, hingga kelak", saya menjawab sekalian angkat tanganku pula, lalu saya lekas ketujuan toilet.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART2

Saat saya bakal masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama-sama sapa, serta diam diam saya terasa terheran-heran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh semacam itu waktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya selalu masuk ke toilet wanita ini, serta dengan asal-asalan saya menunjuk satu diantaranya dari 6 kamar kecil yang berada pada dalam sini. Seusai saya usai buang air kecil dan beres-beres busana dan rok seragamku, saya selekasnya keluar buat kembali lagi ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhenti waktu tiba-tiba ada sebuah tangan yang menahan mulutku.

Belum saya bereaksi, sebuah tangan lainnya melingkar di muka dadaku dan menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati seram, namun pelukan ini sangat kuat, sampai tanpa perlawanan yang memiliki arti, saya udah terbawa masuk ke gudang yang berada di sisi toilet, tempat di mana Vera entahlah ditiduri atau sedang layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menarikku ke ujung tempat ini, sampai kami berada pada balik timbunan meja dan bangku tua. Tanpa ada lepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia tekan bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tak boleh ribut! Tidak lama lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini dalam telinga kiriku.

Suara ini membuatku menciut lantaran saya tahu ini nada Dedi. Saya termenung sekejap, lalu saya mengacaukank lambat. Lebih bagus saya menurutinya, sebab bila saya mengakibatkan kericuhan, lalu banyak yang ketahui saya di gudang ini lagi berduaan dengan Dedi, apa saja pertimbangannya namaku pasti remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan pada mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tanpa usaha memandang mengarah Dedi. Di gudang ini tidak tahu bakal ada tontonan apa, namun sehabis tontonan itu usai, saya cemas Dedi tidak bakal membiarkanku pergi demikian saja saat sebelum memaksakan saya layani gairah birahinya di gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati untuk ngeseks saat ini. Diam diam saya berpikiran bagaimana biar ini hari saya tidak mesti memasrahkan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki biadab ini. Barangkali saya dapat coba menjajakan service oral dengan argumen saya gak pengin tepergok pihak lain karena saya mengesah, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku karena saya kelamaan ada dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Saat lagi saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi menggandeng lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku menjurus yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu memandang masuknya seseorang cebol langsung kukenali selaku pelayan satu diantaranya stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja merupakan Cie Fifi, orang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya kurang lebih 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini senang memandang tajam menjurus Jenny, Sherly, saya, dan siswi lain yang lagi makan di kantin. Entahlah apa yang dibutuhkan Dedi dengan membawaku ke gudang ini saat lagi dia mengetahui sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan semaunya di bangku yang ada pada tengah tempat ini. Saya tidak memahami apa yang tengah dikerjakan, apa tunggu satu orang, atau dia berencana suatu lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tiba-tiba pintu gudang ini terbuka kembali, dan saya terheran memandang kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut muka kecewa. Namun anehnya Cie Fifi justru mendekati sang cebol yang tengah tersenyum senyuman memuakkan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam tidak menjawab.

Tidak berapa lama kemudian sang cebol berdiri, serta seterusnya jantungku berdebar-debar cepat menyaksikan sebuah panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelinap masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang ada pada dalam rok Cie Fifi, benar di muka pangkal paha Cie Fifi membikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sekalian pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya lagi melihat sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yakni kepala sang cebol itu bergerak gerak, membikin nafsuku perlahan-lahan bangun, serta saya mesti usaha atur napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut serta turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Parasku berasa panas, saya baru sadar kalaupun rupanya saya pun menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan geram. Tetapi tentu saya tidak dapat lakukan perbuatan jenis-jenis dibanding nasibku malahan jadi lebih jelek. Saya tidak tahu apa yang bakal terjadi padaku bila saya membuat kerusuhan yang menimbulkan sang cebol ini tahu saya berada di sini.

Dedi cuman tersenyum senyuman, sama menjijikannya dengan senyum sang cebol barusan. Dan saya tidak dapat banyak berbuat saat Dedi yang memangku badanku ini memegangku dari belakang serta memulai merayuku.

Dengan ke-2  tangannya yang memutari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, terkadang halus, terkadang kasar, yang jelas tingkah Dedi ini membuatku resah serta jantungku berdetak bertambah cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART2

Saya gak berani meredam lantaran saya takut tepisanku kemungkinan memunculkan nada yang kali saja kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuma dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang  lebih besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk melepaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Namun tangan Dedi terlampau kuat buatku untuk kusingkirkan demikian saja. Saya menggeliang kurang kuat, fokusku untuk menyaksikan episode erotis di hadapanku ini mulai bubar lantaran saya sendiri telah mulai terangsang karena tingkah Dedi yang meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, tetapi kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan selalu meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar bakal peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya menyaksikan menuju Cie Fifi. Nyatanya dia tengah pejamkan mata serta mendesah gak karuan sekalian memegang sembulan di bagian depan rok yang dikenainya, yang nyata ialah kepala sang cebol.

Kendati pun jantungku berdetak kuat memandang itu seluruh, merasa sakit pada ke-2  payudaraku membuatku kembali mengulet, serta saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi terus menempel kuat serta selalu memberi remasan pada ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau balau dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan namun pastilah, saya mulai teraniaya gara-gara rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya menunjuk stop menggerak-gerakkan badanku, namun saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot mainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada berarti buat Dedi, namun saya gak ingin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju pada episode erotis di depanku. Entahlah semenjak kapan, saya lihat satu helai celana dalam yang terkapar di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu pastilah celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah serta mengesah dengan muka seperti mencegah sakit saat lagi sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengayalkan dalam rok Cie Fifi itu tak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta saat ini sang cebol itu entahlah sedang menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyeruput dan memagut bibir vagina Cie Fifi, atau lagi menarik serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau mungkin dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini lebih jadi selesai.  Saya sangat terangsang, tidak tahu sebab remasan nakal yang telah dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau karena pikiranku yang melayang-layang memikirkan apa yang berlangsung dalam rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil saat saya hampir gak dapat membatasi diriku buat mengerang karena Dedi mencium tengkuk leherku, serta kondisi jadi lebih sukar buatku sewaktu saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalan Deritaku

"Saya pula anyar ketahui kira-kira dua minggu sebelumnya, kalaupun bu Fifi itu bisa juga digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Ingin rasanya saya menampar Dedi sebab ucapannya yang sangat kurang ajar itu. Tetapi saya tidak berani melaksanakannya, selain saya takut kehadiranku di sini ketauan oleh Cie Fifi dan khususnya sang cebol, saya gak ingin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi serta bikin nasibku kian jelek.

Karenanya saya cuman dapat memandang Dedi dengan dongkol, tetapi bibirku justru dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku serta meredam rintihanku. Saya cuman dapat pasrah biarkan Dedi melumat bibirku hingga ia suka.

Tetapi di saat napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha mengontrol napasku sepelan kemungkinan biar dengusan napasku ini tidak sampai kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART2

"Nungging di sono, Fifi", tiba-tiba kudengar suara sang cebol, yang tanpa ada malu memerintah Cie Fifi secara langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali memerhatikan mereka. Telunjuk sang cebol ke arah selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia tunggu Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 mendamprat di sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1x kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Meski raut muka Cie Fifi kelihatan jengkel, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menopangkan ke-2  tangannya di lantai. Setelah itu Cie Fifi merendahkan badannya serta menyandar kepalanya pada ke-2  tangannya yang saat ini terlipat tetapi tetap menyangga di lantai.

Tanpa berucap apa apalagi, sang cebol menanggalkan celana panjang dan celana dalamnya yang lumayan kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang telah menungging itu dan membuka rok Cie Fifi ke atas. Tidak ada perlawanan sekalipun dari Cie Fifi saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol telah siap-siap untuk nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri ada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya rada direntangkan sedikit, serta sekejap kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol sudah memulai bergerak mundur-maju disertai desahan dan rintihan Cie Fifi. Tidak tahu semenjak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi apabila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak begitu bertanya-tanya memandang sikap sang cebol yang berani serta sekehendak hati seperti barusan.

Saya tidak mengira Cie Fifi yang setiap hari tampak demikian ramah serta enerjik, nyatanya menyimpan permasalahan yang tidak berbeda jauh denganku. Saya berasa haru pada Cie Fifi kendati dari perbincangan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1x kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi sebuah remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku jika kini nasibku gak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya pula ingin sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, serta dia terus meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggeliang kesakitan. Dan ujaran Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi bakal memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terkenang intimidasi Dedi dalam tempat tambal ban itu, dan hal demikian membuatku was-was sebab tidak lama lagi saya akan memperoleh soal bila Dedi ketahui saya pakai celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terlintas mengenai beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Saat ini tinggal bagaimana metodenya saya meminta biar Dedi ingin dengar alasanku dan tak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengesah sampai saya kembali perhatikan Cie Fifi.

Rupanya sang cebol lagi semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi terbuncang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali menggelinjang kesakitan saat Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan jengkel di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi kecewa, dan dia cuman tersenyum senyuman, nampaknya dia suka selesai bikin ke-2  payudaraku ini mainannya mulai sejak barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, bikin kondisi di gudang ini jadi sedikit ribut, jadi saya pikir ini waktu yang cocok untuk memberikan tujuan serta alasanku di Dedi tiada takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA AYU PART2

"Ded, saya barusan itu hanya pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya dicerca sama guru bila saya kelamaan di sini.", saya berbisik perlahan sekalian memandang Dedi serta menanggalkan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, nampaknya dia tengah memikir.

"Ya udah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya selekasnya berubahkan celana dalam Dedi untuk cari penisnya. Saya tercenung sementara lihat penis itu udah ereksi, serta waktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Telah berdiri Cantik… lantaran kamu", bisik Dedi dengan berlagak mesra.

Saya sedikit risi pula dengar rayuan asusila Dedi. Namun saya gak pengen menghabiskan waktu, saya lekas mulai menarik penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol merintih, dan waktu saya melirik mengarah mereka, saya lihat sang cebol sedang menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari biasanya punya beberapa pejantan yang pernah meniduriku?

Sekarang Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, mulai sejak barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mendesah saja, tetapi gak hingga sampai melenguh layaknya seperti wanita yang dirundung orgasme. Apa karena penis sang cebol itu begitu pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu  seperti penis punya wali kelasku, yang benyek serta cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama